Kehidupan manusia mengalami perubahan dari
kehidupan di zaman primitif yang bergantung pada alam, berkembang ke zaman
mekanik setelah mesin diciptakan. Manusia mulai melakukan aktifitas dengan
menggunakan tekhnologi manual dan selanjutnya tekhnologi elektrik dengan
memanfaatkan penemuan listrik. Hal inilah yang disebut dengan Peradaban. Yaitu,
cara berfikir manusia yang melahirkan sains dan tekhnologi guna efisiensi,
efektivitas, dan produktifitas manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Sains
dan Tekhnologi dikembangkan untuk menciptkan hal baru, mempermudah kehidupan,
hingga sampailah manusia pada zaman modern.
Zaman modern yang semakin meluas di
berbagai wilayah semesta ini, tanpa disadari melahirkan budaya baru seiring
dengan perkembangan tekhnologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berbagai
karya baik benda maupun tekhnologi dunia maya merubah peradaban dunia.
Benda-benda sebagai alat aktifitas kehidupan seperti sarana transportasi dan
komunikasi sangat mendukung efisiensi dan efektivitas dalam berkegiatan. Begitu
pula dengan tekhnologi dunia maya yang dulunya imajinatif kini menjadi suatu
realitas.
Perkembangan tekhnologi membuat seakan-akan
hilangnya batas teritorial negara. Jarak tempuh antar negara yang semakin
pendek dengan majunya tekhnologi transportasi. Segala infornasi dari suatu
wilayah dapat terakses dengan cepat di belahan bumi lainnya. Kontak melalui
media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa.
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan,
hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi di berbagai aspek
kehidupan.
Moderenisasi
seperti yang terjadi saat ini, ternyata tidak sepenuhnya memberikan dampak
positif. Pada perkembangan dibidang ekonomi, konsensus Internasional tentang
pasar bebas mengakibatkan jatuhnya perekonomian bangsa yang tidak mampu
mengimbangi pengaruh dan dampak pasar bebas. Negara-negara maju yang mengusung
kapitalisme dan liberalisme dapat masuk ke negara berkembang dan membawa misi
ekonomi, politik, dan budaya. Contohnya, pemberian pinjaman dari Bank Dunia
kepada suatu negara mensyaratkan harus diterimanya prinsip pasar bebas di
negara tersebut. Termasuk Indonesia,
negara berkembang yang sesungguhnya belum mampu bersaing secara cepat dalam
hasil produksinya. Ketergantungan kita terhadap pinjaman bank dunia, secara
tidak sadar telah mengikat secara politik prinsip-prinsip kapitalis dan
pemikiran liberal.
Globalisasi
ekonomi yang terjadi juga menimbulkan akibat yang besar di bidang hukum.
Globalisasi menempatkan negara pada posisi harus memahami hukum dan budaya
barat, melalui standarisasi hukum yang digunakan pada perjanjian-perjanjian
International. Peraturan-peraturan di bidang ekonomi dibuat mendekati aturan
negara-negara maju yang termuat dalam perjanjian International. Namun,
perbedaan politik, ekonomi,
dan sosial budaya suatu negara tidak sama dengan negara lainnya, sehingga
penerapan peraturan yang ada belum tentu memberikan hasil yang sama. Karena,
pada dasarnya hukum merupakan produk sosial yang diciptakan atas kebutuhan
suatu masyarakat, yang belum tentu juga merupakan kebutuhan kelompok masyarakat
lainnya. Selain itu, pola kebijakan pemerintah dalam sistem pasar bebas yang
mengutamakan dan menguntungkan produk Impor, juga menyebabkan semakin lemahnya
perekonomian bangsa.
Dampak
negatif lainnya dari globalisasi adalah terjadinya krisis sosial dan budaya.
Realita kehidupan yang semakin sulit, menyebabkan banyak timbul tindakan
kekerasan dan anarki baik secara verbal maupun non-verbal. Penghargaan
dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial kian menurun, karena masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Moderenisasi di
berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia mempengaruhi negara lain
untuk mengadopsi atau meniru hal yang sama, sehingga muncul kecenderungan gaya
hidup baru yang melenyapkan identitas kultural nasional dan lokal. Globalisasi ternyata sangat mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat dalam hal budaya. Melalui media yang sangat mudah diakses, masyarakat menerima berbagai informasi
tentang budaya baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Sehingga,
budaya yang bertentangan dengan norma di Indonesia, menjadi suatu trend baru bagi masyarakat yang kurang
peduli terhadap budaya lokal.
Perkembangan di bidang tekhnologi dewasa ini memang membawa manfaat yang
amat besar bagi penyokong aktifitas kehidupan. Disisi lain, kemajuan tekhnologi
komunikasi ini juga mengakibatkan krisis pada semesta. Krisis ini terjadi
karena penyebaran informasi yang sangat cepat oleh pihak-pihak tertentu
dimanfaatkan untuk menciptakan suatu opini tidak jujur (Hoax). Makna kebenaran suatu informasi ditentukan oleh yang
membuat, menafsirkan atau mengomunikasikan dengan tafsiran yang diinginkan.
Sehingga tidak jarang media yang tidak mempertimbangkan akal budi dan kode etik
sehingga menampilkan informasi yang menguntungkan pihak tertentu, bukan demi
pencerahan kebenaran pada masyarakat.
Bahwa,
pengaruh negatif tersebut terjadi oleh karena masyarakat yang belum selektif
dalam menfilterisasi perkembangan yang terjadi, lalai dalam mempertimbangkan
pentingnya Akal budi, dan hilangnya agama sebagai pegangan hidup. Krisis pada
semesta yang terjadi, hanya dapat diperbaiki dengan kembali bergantung terhadap
ajaran agama yang akan menuntun bangsa merevitalisasi pemikiran-pemikiran yang
bersumber akal budi, yaitu bijaksana, jujur, santun, dan beretika.
Pandangan
akan baik-buruknya suatu perbuatan, etika dalam kehidupan, dan moralitas
direfleksikan dalam ajaran/pandangan agama. John Stuart Mill dalam The
Utility of Religion, mengatakan bahwa “Agama
senantiasa menerima kepercayaan yang luas untuk mempertahankan moralitas. Ini
menunjukkan bahwa peran agama dalam menunjang terbentuknya moral masyarakat
sangat penting, karena bagaimana pun kita ketahui bahwa tiap agama itu
mengajarkan umatnya untuk berbuat kebaikan.”
Dalam Islam, akhlak menempati posisi yang
sangat penting, sehingga ajaran agamanya berorientasi pada pembentukan dan
pembinaan al-akhlaq al-karimah (akhlak
yang mulia). Orang yang beriman kepada Allah akan selalu menjalankan kaidah
moral (akhlak) dalam kehidupannya. Oleh karena itu, Islam merupakan jawaban
dari segala kegundahan akan krisis pada semesta. Islam merupakan agama yang
yang sempurna. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang yang tidak paham dan
orang yang menyombongkan dirinya. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang mencakup
petunjuk segala aspek dalam kehidupan. Segala fenomena yang terjadi pada alam,
peradaban manusia, sosial dari awal munculnya hingga berakhirnya kehidupan
termuat di dalam kitab suci Al-Qur’an.
Oleh
karenanya, yang dibutuhkan bagi masyarakat untuk terlindung dari bahaya
pengaruh buruk peradaban, adalah Islam. Islam artinya bertaqwa kepada Allah,
dan mempedomani Al-Qur’an sebagai petunjuk yang disampaikan Allah melalui messenger-nya yakni Nabi Muhammad. Sebagaimana
kutipan firman Allah pada surat Al A’raf ayat 96 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi...”.
Maka, sebagai buku petunjuk, Al-Qur’an haruslah mengiringi segala perkembangan
peradaban yang ada, agar manusia dapat membentengi diri dari pengaruh buruk
moderenisasi. Islam merupakan sumber kebaikan, yang bila dicintai dan dipatuhi,
manusia akan diliputi kebahagiaan. Kebahagiaan yang terpancar dari akal budi
yang baik, sehingga manusia tidak akan gentar terhadap bahaya-bahaya dosa yang
menjatuhkan moral bangsa.
Kemajuan dalam peradaban ini haruslah
dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia, dengan selalu bergantung kepada agama
sebagai tiang kehidupan. Seperti yang disampaikan Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling
berguna bagi manusia". Maka, jadilah manusia yang bertaqwa,
mengeksplorasi ilmu pengetahuan, agar bermanfaat bagi kemajuan peradaban
manusia ke arah yang lebih baik. Bangsa ini harus tetap memperjuangkan
pemuliaan harkat manusia dan budaya bangsa dengan keragaman lokalitas, kearifan
kebijaksanaan budaya hidup, serta agama sebagai pegangan hidupnya. Sehingga,
pusaran krisis ini akan terhenti dalam kejayaan umat Islam. (Dr. K/a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar