Selasa, 04 April 2017

KITA DALAM PUSARAN KRISIS

   

            Kehidupan manusia mengalami perubahan dari kehidupan di zaman primitif yang bergantung pada alam, berkembang ke zaman mekanik setelah mesin diciptakan. Manusia mulai melakukan aktifitas dengan menggunakan tekhnologi manual dan selanjutnya tekhnologi elektrik dengan memanfaatkan penemuan listrik. Hal inilah yang disebut dengan Peradaban. Yaitu, cara berfikir manusia yang melahirkan sains dan tekhnologi guna efisiensi, efektivitas, dan produktifitas manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Sains dan Tekhnologi dikembangkan untuk menciptkan hal baru, mempermudah kehidupan, hingga sampailah manusia pada zaman modern.

Zaman modern yang semakin meluas di berbagai wilayah semesta ini, tanpa disadari melahirkan budaya baru seiring dengan perkembangan tekhnologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berbagai karya baik benda maupun tekhnologi dunia maya merubah peradaban dunia. Benda-benda sebagai alat aktifitas kehidupan seperti sarana transportasi dan komunikasi sangat mendukung efisiensi dan efektivitas dalam berkegiatan. Begitu pula dengan tekhnologi dunia maya yang dulunya imajinatif kini menjadi suatu realitas. 

 Perkembangan tekhnologi membuat seakan-akan hilangnya batas teritorial negara. Jarak tempuh antar negara yang semakin pendek dengan majunya tekhnologi transportasi. Segala infornasi dari suatu wilayah dapat terakses dengan cepat di belahan bumi lainnya. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi di berbagai aspek kehidupan.

Moderenisasi seperti yang terjadi saat ini, ternyata tidak sepenuhnya memberikan dampak positif. Pada perkembangan dibidang ekonomi, konsensus Internasional tentang pasar bebas mengakibatkan jatuhnya perekonomian bangsa yang tidak mampu mengimbangi pengaruh dan dampak pasar bebas. Negara-negara maju yang mengusung kapitalisme dan liberalisme dapat masuk ke negara berkembang dan membawa misi ekonomi, politik, dan budaya. Contohnya, pemberian pinjaman dari Bank Dunia kepada suatu negara mensyaratkan harus diterimanya prinsip pasar bebas di negara tersebut.  Termasuk Indonesia, negara berkembang yang sesungguhnya belum mampu bersaing secara cepat dalam hasil produksinya. Ketergantungan kita terhadap pinjaman bank dunia, secara tidak sadar telah mengikat secara politik prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran liberal.

Globalisasi ekonomi yang terjadi juga menimbulkan akibat yang besar di bidang hukum. Globalisasi menempatkan negara pada posisi harus memahami hukum dan budaya barat, melalui standarisasi hukum yang digunakan pada perjanjian-perjanjian International. Peraturan-peraturan di bidang ekonomi dibuat mendekati aturan negara-negara maju yang termuat dalam perjanjian International. Namun, perbedaan politik, ekonomi, dan sosial budaya suatu negara tidak sama dengan negara lainnya, sehingga penerapan peraturan yang ada belum tentu memberikan hasil yang sama. Karena, pada dasarnya hukum merupakan produk sosial yang diciptakan atas kebutuhan suatu masyarakat, yang belum tentu juga merupakan kebutuhan kelompok masyarakat lainnya. Selain itu, pola kebijakan pemerintah dalam sistem pasar bebas yang mengutamakan dan menguntungkan produk Impor, juga menyebabkan semakin lemahnya perekonomian bangsa.

            Dampak negatif lainnya dari globalisasi adalah terjadinya krisis sosial dan budaya. Realita kehidupan yang semakin sulit, menyebabkan banyak timbul tindakan kekerasan dan anarki baik secara verbal maupun non-verbal. Penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial kian menurun, karena masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Moderenisasi di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadopsi atau meniru hal yang sama, sehingga muncul kecenderungan gaya hidup baru yang melenyapkan identitas kultural nasional dan lokal. Globalisasi ternyata sangat mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat dalam hal budaya. Melalui media yang sangat mudah diakses, masyarakat menerima berbagai informasi tentang budaya baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Sehingga, budaya yang bertentangan dengan norma di Indonesia, menjadi suatu trend baru bagi masyarakat yang kurang peduli terhadap budaya lokal.
           
              Perkembangan di bidang tekhnologi dewasa ini memang membawa manfaat yang amat besar bagi penyokong aktifitas kehidupan. Disisi lain, kemajuan tekhnologi komunikasi ini juga mengakibatkan krisis pada semesta. Krisis ini terjadi karena penyebaran informasi yang sangat cepat oleh pihak-pihak tertentu dimanfaatkan untuk menciptakan suatu opini tidak jujur (Hoax). Makna kebenaran suatu informasi ditentukan oleh yang membuat, menafsirkan atau mengomunikasikan dengan tafsiran yang diinginkan. Sehingga tidak jarang media yang tidak mempertimbangkan akal budi dan kode etik sehingga menampilkan informasi yang menguntungkan pihak tertentu, bukan demi pencerahan kebenaran pada masyarakat.  
           
         Bahwa, pengaruh negatif tersebut terjadi oleh karena masyarakat yang belum selektif dalam menfilterisasi perkembangan yang terjadi, lalai dalam mempertimbangkan pentingnya Akal budi, dan hilangnya agama sebagai pegangan hidup. Krisis pada semesta yang terjadi, hanya dapat diperbaiki dengan kembali bergantung terhadap ajaran agama yang akan menuntun bangsa merevitalisasi pemikiran-pemikiran yang bersumber akal budi, yaitu bijaksana, jujur, santun, dan beretika.
            
           Pandangan akan baik-buruknya suatu perbuatan, etika dalam kehidupan, dan moralitas direfleksikan dalam ajaran/pandangan agama. John Stuart Mill dalam The Utility of Religion, mengatakan bahwa “Agama senantiasa menerima kepercayaan yang luas untuk mempertahankan moralitas. Ini menunjukkan bahwa peran agama dalam menunjang terbentuknya moral masyarakat sangat penting, karena bagaimana pun kita ketahui bahwa tiap agama itu mengajarkan umatnya untuk berbuat kebaikan.”

Dalam Islam, akhlak menempati posisi yang sangat penting, sehingga ajaran agamanya berorientasi pada pembentukan dan pembinaan al-akhlaq al-karimah (akhlak yang mulia). Orang yang beriman kepada Allah akan selalu menjalankan kaidah moral (akhlak) dalam kehidupannya. Oleh karena itu, Islam merupakan jawaban dari segala kegundahan akan krisis pada semesta. Islam merupakan agama yang yang sempurna. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang yang tidak paham dan orang yang menyombongkan dirinya. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang mencakup petunjuk segala aspek dalam kehidupan. Segala fenomena yang terjadi pada alam, peradaban manusia, sosial dari awal munculnya hingga berakhirnya kehidupan termuat di dalam kitab suci Al-Qur’an.
          
          Oleh karenanya, yang dibutuhkan bagi masyarakat untuk terlindung dari bahaya pengaruh buruk peradaban, adalah Islam. Islam artinya bertaqwa kepada Allah, dan mempedomani Al-Qur’an sebagai petunjuk yang disampaikan Allah melalui messenger-nya yakni Nabi Muhammad. Sebagaimana kutipan firman Allah pada surat Al A’raf ayat 96 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi...”. Maka, sebagai buku petunjuk, Al-Qur’an haruslah mengiringi segala perkembangan peradaban yang ada, agar manusia dapat membentengi diri dari pengaruh buruk moderenisasi. Islam merupakan sumber kebaikan, yang bila dicintai dan dipatuhi, manusia akan diliputi kebahagiaan. Kebahagiaan yang terpancar dari akal budi yang baik, sehingga manusia tidak akan gentar terhadap bahaya-bahaya dosa yang menjatuhkan moral bangsa.


Kemajuan dalam peradaban ini haruslah dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia, dengan selalu bergantung kepada agama sebagai tiang kehidupan. Seperti yang disampaikan Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi manusia". Maka, jadilah manusia yang bertaqwa, mengeksplorasi ilmu pengetahuan, agar bermanfaat bagi kemajuan peradaban manusia ke arah yang lebih baik. Bangsa ini harus tetap memperjuangkan pemuliaan harkat manusia dan budaya bangsa dengan keragaman lokalitas, kearifan kebijaksanaan budaya hidup, serta agama sebagai pegangan hidupnya. Sehingga, pusaran krisis ini akan terhenti dalam kejayaan umat Islam. (Dr. K/a) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar